Nama : Wiwik Dyah Kurniawati
NPM : 28210569
Kelas : 4EB20
Tugas ke-12
Isu Etika Signifikan
dalam dunia bisnis dan profesi
1.
Benturan kepentingan
Benturan
kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan
kepentingan ekonomis pribadi Direktur, Komisaris atau pemegang saham utama di
suatu perusahaan. Benturan kepentingan ini dapat dikategorikan menjadi 8 jenis
situasi sebagai berikut.
a. Segala konsultasi atau hubungan lain
yang signifikan atau berkeinginan mengambil andil di dalam aktivitas pemasok,
pelanggan atau pesaing ( competitor ).
b. Segala kepentingan pribadi yang
berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
c. Segala hubungan bisnis atas nama
perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan keluarga ( family ) dengan perusahaan yang
dikontrol oleh personal tersebut.
d. Segala posisi dimana karyawan dan
pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh ( control
) terhadap evaluasi hasil pekerjaan atau kompensasi dari personal yang
masih ada hubungan keluarga.
e. Segala penggunaan pribadi maupun
berbagai informasi rahasia perusahaan demi suatu kepentingan pribadi, seperti
anjuran untuk membeli atau menjual barang atau produk milik perusahaan yang
didasarkan atas informasi rahasia tersebut.
f. Segala penjualan atau pembelian
perusahaan yang menguntungkan pribadi.
g. Segala penerimaan dari keuntungan
seseorang atau organisasi atau pihak ketiga yang berhubungan dengan perusahaan.
h. Segala aktivitas yang berkaitan
dengan insider trading atas
perusahaan yang telah go public yang
merugikan pihak lain.
Apabila
situasi yang telah disebutkan terjadi atau apabila individu tidak yakin apakah
suatu situasi yang sedang terjadi merupakan benturan kepentingan, maka harus
segera dilaporkan hal – hal yang terkait dengan situasi tersebut kepada petugas
kepatuhan perusahaan. Apabila manajemen senior perusahaan menetapkan bahwa
situasi tersebut menimbulkan kepentingan, maka mereka harus segera melaporkan
benturan kepentingan ini kepada komite pemeriksa. Berikut ini merupakan
beberapa upaya suatu perusahaan atau organisasi dalam menghindari benturan
kepentingan adalah sebagai berikut.
·
Menghindari
diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
pribadi dengan perusahaan.
·
Mengusahakan
lahan pribadi untuk digunakan sebagai kebun perusahaan yang dapat menimbulkan
potensi penyimpangan kegiatan pemupukan.
·
Menyewakan
properti pribadi kepada perusahaan yang dapat menimbulkan potensi penyimpangan
kegiatan pemeliharaan.
·
Mengungkapkan
dan melaporkan setiap kepentingan di luar pekerjaan perusahaan.
·
Memiliki
bisnis pribadi yang sama dengan perusahaan.
·
Menghormati
hak setiap insane perusahaan untuk memiliki kegiatan di luar jam kerja, di luar
pekerjaan dari perusahaan dan yang bebas dari benturan kepentingan.
·
Tidak
akan memegang jabatan dalam suatu lemaga atau institusi lain di luar perusahaan
dalam bentuk apapun, kecuali telah mendapat persetujuan tertulis dari yang
berwenang.
·
Menghindari
diri dari memiliki kepentingan keuangan maupun non keuangan pada suatu
perusahaan atau organisasi pesaing dengan cara :
Ø Menghindari situasi atau perilaku
yang dapat menimbulkan kesan, spekulasi atau kecurigaan adanya benturan
kepentingan.
Ø Mengungkapkan atau melaporkan setiap
kemungkinan benturan kepentingan pada suatu kontrak yang telah disetujui maupun
yang belum disetujui.
Ø Tidak akan menginvestasikan dana
atau melakukan ikatan bisnis pada individu atau pihak lain yang mempunyai
keterkaitan bisnis secara langsung ,aupun tidak langsung.
2.
Etika dalam tempat kerja
Kewajiban
moral utama sebagai pegawai adalah bekerja mencapai tujuan perusahaan dan
menghindari berbagai kegiatan yang akan mengancam tujuan tersebut. Dalam hal
ini, etika bisnis sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang
harmonis dan untuk memberikan citra positif terhadap lingkungan perusahaan. Hal
demikian dibuktikan dengan ungkapan John Rockefeller seorang industriawan
terkemuka Amerika ( 1870 ) pendiri cikal bakal Exxon Mobile, “Kemampuan bertatakrama terhadap oranglain akan saya
nilai lebih tinggi daripada kemampuan – kemampuan lain”. Berikut akan
disebutkan beberapa bentuk etika yang harus dilaksanakan dalam tempat kerja,
yaitu :
·
Menghormati
budaya kerja di perusahaan
·
Menghormati
senior dan lakukan sebagaimana mestinya tanpa bersikap berlebihan.
·
Hormati
privacy orang lain
·
Hormati
cara pandang orang lain
·
Tangani
beban pekerjaan masing – masing
·
Bersikap
sopan terhadap seluruh orang yang ada di dalam perusahaan tersebut.
·
Tidak
semena – mena menggunakan fasilitas kantor
3.
Aktivitas bisnis
internasional – masalah budaya
Masalah
budaya perusahaan bukanlah hanya apa yang akan dikerjakan sekolompok individu
melainkan juga bagaimana cara dan tingkah laku mereka pada saat mengerjakan
pekerjaan tersebut.
Seorang
pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal itu
bukanlah sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan sebuah gambaran jelas dan
konkrit. Jadi, budaya itu adalah tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah
laku dalam mereka melakukan sesuatu.
Para
pemimpin yang bergelimang dengan fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan.
Giliran situasinya dibalik dengan perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh
dan malah sering mengumpat bahwa itu semua karena SDM kita yang tidak kompeten
dan tidak mampu. Mereka sendirilah yang membentuk budaya itu (masalah budaya).
Semua karena percontohan, penularan dan panutan dari masing-masing pemimpin.
Maka timbul paradigma, mengubah budaya perusahaan itu sendiri.
Budaya
perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku
etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang
membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya prilaku. Dan
sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya prilaku yang tidak etis.
4.
Akuntabilitas Sosial
Tujuan
Akuntanbilitas Sosial, antara lain :
a. Untuk
mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi
masyarakat yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan
produksi suatu perusahaan.
b. Untuk
mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya,
mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
c. Untuk
menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu
hasil yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu
perusahaan.
Salah
satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan
dalam pengukuran kontribusi dan kerugian. Prosesnya terdiri dari atas tiga langkah,
diantaranya:
1.
Menentukan
biaya dan manfaat sosial.
Sistem nilai masyarakat merupakan faktor penting dari
manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi dengan
menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan mengidentifikasikan kontribusi
dan kerugian secara spesifik.
2.
Kuantifikasi
terhadap biaya dan manfaat.
Saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial
ditentukan dan kerugian serta kontribusi
3.
Menempatkan
nilai moneter pada jumlah akhir.
Tanggung Jawab Sosial Bisnis Dunia bisnis hidup
ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu ada suatu tanggungjawab social yang dipikul oleh
bisnis. Banyak kritik dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang
memperhatikan lingkungan.
Banyak timbul perbedaan pendapat mengenai bahwa
tanggungjawab bisnis hanya terbatas sampai menghasilakan barang dan jasa buat
konsumen dengan harga yang murah, atau juga ada yang mengatakan tanggungjawab
bisnis adalah jangan mengambil keuntungan besar, tetapi yang sewajarnya.
Dalam dunia bisnis juga semua orang tidak mengharapkan
memperoleh perlakuan tidak jujur dari sesamanya, banyak praktik manipulasi
tidak akan terjadi jika dilandasi dengan moral tinggi. Moral dan tingkat
kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis itu sendiri, karena
masalahnya nilai etika hanya ada di dalam hati nurani seseorang. Etika
mempunyai kendali intern dalam hati, berbeda dengan hokum yang mempunyai unsur
paksaan ekstern. Akan tetapi bagi orang-orang yang berkecimpung dalam bidang
bisnis yang dilandasi oleh rasa keagamaan mendalam akan mengetahui bahwa
perilaku jujur akan memberikan kepuasan tersendiri dalam kehidupannya baik
dalam duniawi maupun akhirat.
5.
Manajemen Krisis
Manajemen krisis adalah respon pertama
perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis
yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis
‘normal’ yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan
fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai krisis.
Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia
bisnis dapat mengambil beragam bentuk. Mulai dari bencana alam seperti Tsunami,
musibah teknologi (kebakaran, kebocoran zat-zat berbahaya) sampai kepada
karyawan yang mogok kerja. Segala kejadian buruk dan krisis, berpotensi
menghentikan proses normal bisnis yang telah dan sedang berjalan, membutuhkan
penanganan yang segera (immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera
ini kita kenal sebagai manajemen krisis (crisis management).
Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai
new corporate discipline. Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan
terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah
berjalan normal. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon terhadap
kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan para
pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan
organisasi melewati masa krisis.
Aspek dalam Penyusunan Rencana Bisnis. Setidaknya
terdapat enam aspek yang mesti kita perhatikan jika kita ingin menyusun rencana
bisnis yang lengkap. Yaitu tindakan untuk menghadapi :
1. Situasi
darurat (emergency response),
2. Skenario
untuk pemulihan dari bencana (disaster recovery),
3. Skenario
untuk pemulihan bisnis (business recovery),
4. Strategi
untuk memulai bisnis kembali (business resumption),
5. Menyusun
rencana-rencana kemungkinan (contingency planning),
6. Manajemen
krisis (crisis management).
Penanganan Krisis
Pada hakekatnya dalam setiap
penanganan krisis, perusahaan perlu membentuk tim khusus. Tugas utama tim
manajemen krisis ini terutama adalah mendukung para karyawan perusahaan selama
masa krisis terjadi. Kemudian menentukan dampak dari krisis yang terjadi
terhadap operasi bisnis yang berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik
dengan media untuk mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus
menginformasikan kepada pihak-pihak yang terkait terhadap aksi-aksi yang
diambil perusahaan sehubungan dengan krisis yang terjadi.
Dalam menghadapi krisis dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Sang pemimpin mesti mengetahui tujuan dan strategi yang jelas untuk mengatasai krisis. Tentu harus dilandasi oleh rasa optimisme terhadap penyelesaian krisis. Mintalah dukungan dari semua orang, dan tunjukkan bahwa perusahaan mampu menghadapi krisis yang terjadi ini dengan baik. Tenangkan hati mereka. Ajaklah seluruh anggota organisasi untuk terlibat dalam mencari dan menjalani solusi krisis yang telah disusun bersama.
Dalam menghadapi krisis dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Sang pemimpin mesti mengetahui tujuan dan strategi yang jelas untuk mengatasai krisis. Tentu harus dilandasi oleh rasa optimisme terhadap penyelesaian krisis. Mintalah dukungan dari semua orang, dan tunjukkan bahwa perusahaan mampu menghadapi krisis yang terjadi ini dengan baik. Tenangkan hati mereka. Ajaklah seluruh anggota organisasi untuk terlibat dalam mencari dan menjalani solusi krisis yang telah disusun bersama.
Sumber :
Opini
:
Menurut
pendapat saya tentang Isu Etika Signifikan dalam dunia bisnis dan profesi adalah terdapat dalam Benturan
kepentingan ,Etika dalam tempat kerja, Aktivitas bisnis internasional – masalah
budaya, Akuntabilitas Sosial, dan Manajemen Krisis. Benturan kepentinngan itu
sendiri adalah perbedaan
antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi
Direktur, Komisaris atau pemegang saham utama di suatu perusahaan. Sementara
itu Etika dalam tempat kerja mempunya maksud yaitu Kewajiban moral utama
sebagai pegawai adalah bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari
berbagai kegiatan yang akan mengancam tujuan tersebut. Etika bisnis sangat
penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan untuk memberikan
citra positif terhadap lingkungan perusahaan. Sedangkan Aktivitas
bisnis internasional – masalah budaya dimaksudkan dengan budaya perusahaan memberi kontribusi
yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan
merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya
dapat mendorong terciptanya prilaku. Dan sebaliknya dapat pula mendorong
terciptanya prilaku yang tidak etis. Sementara itu Akuntabilitas
Sosial memiliki salah satu tujuan yaitu Untuk mengukur dan
mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat yang
ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu
perusahaan. Sedangkan yang terakhir adalah Manajemen
Krisis yang mempunyai arti respon pertama perusahaan terhadap
sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan
normal. Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis ‘normal’ yang menyebabkan
perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan
dengan demikian dapat dikategorikan sebagai krisis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar